Kolaborasi Haluu World X Bear Brand yang Hadirkan Instalasi Seni Kece Instagramable

Tags

, , , , ,

Spot Weather di Haluu World Senayan City

Spot Weather di Haluu World Senayan City

Bagi generasi milenial, berfoto menjadi salah satu hobi menarik yang paling sering dilakukan. Tak heran kalau belakangan ini muncul beragam tempat berfoto dengan konsep yang unik dan instagramable, mulai dari kafe hingga playspace. Salah satu playspace yang marak dikunjungi oleh para milenial adalah Haluu World. Haluu World merupakan playspace yang menghadirkan instalasi seni dengan beragam background menarik untuk berfoto. Sebelumnya di Jakarta Haluu World sudah pernah membuka instalasi seni di Grand Indonesia dengan teman Haluu Baloon. Sekarang Haluu World yang berkolaborasi dengan merek susu ternama di Indonesia yakni Bear Brand muncul di Senayan City dengan instalasi seni yang bertema generasi #BisaBanget.

Generasi #BisaBanget

Haluu World x Bear Brand

Haluu World x Bear Brand

#BisaBanget ini menjadi simbol yang bisa mewakili semangat dan jiwa generasi milenial saat ini, baik yang masih sekolah, kuliah, hingga yang sudah bekerja. Ada banyak spot kece untuk berfoto dan pastinya masing-masing spot punya tema unik dan sesuai dengan generasi milenial. Haluu World yang berkolaborasi dengan Bear Brand ini terbagi menjadi dua bagian, yakni inspiration class dan inspiration rooms. Untuk inspiration class ini menghadirkan sesi talkshow yang diisi oleh beragam narasumber dan setiap harinya narasumbernya berbeda-beda. Sedangkan untuk inspiration rooms ini menghadirkan tujuh spot instagramable yang bisa kamu jadikan sebagai tempat berfoto. Di setiap spotnya, kamu akan diberikan waktu sekitar 5 menit untuk berfoto-foto sepuasnya. Continue reading

Review Novel Glaze by Windry Ramadhina

Tags

, , , , ,

“Seperti glasir di permukaan keramik, aku merasakanmu sepanjang waktu. Seperti glasir di permukaan keramik, kepergianmu kini membungkusku dalam kelabu. Mataku tak lelah menatapmu, diam-diam mengabadikan senyumanmu di benakku. Telingaku mengenali musik-musik dalam tawamu, membuatku rindu mendengar cerita-ceritamu. Ruang di pelukanku terasa kosong tanpa dirimu. Dadaku selalu sesak karena tumpukan kesedihan mengenang cintamu. Bahkan ketika kita berjauhan, aku selalu bisa membayangkanmu duduk bersisian denganku. Bahkan ketika aku ingin melupakanmu, bayanganmu datang untuk mengingatkan betapa besar kehilanganmu.”

Tenang, kalem, dan sendu. Ketiga unsur ini tak pernah lepas dari gaya penulisan Windry Ramadhina. Sejak menjadi penggemar tulisan-tulisannya, saya benar-benar merasakan ketiga unsur tersebut selalu hadir dalam karyanya, mulai dari Orange, Montase, Memori, London, Interlude, Last ForeverWalking After You, dan Angel in The Rain. Semuanya memiliki irama yang sama. Selalu menghadirkan perasaan tenang, kalem, dan sendu. Ibarat genre musik, karya-karyanya ini mirip dengan musik klasik yang menenangkan. Memang ada satu unsur khas Windry yang terasa hilang dalam novel Glaze ini, hujan. Ia menggantinya dengan kucing dan air. Tapi tetap saja aura Windry-nya masih sangat terasa kental dan saya masih merasakannya. Continue reading

Review Novel Aftertaste by Sefryana Khairil

Tags

, , , , , , ,

“Buatku, memberikan kesempatan kedua hampir tidak mungkin. Untuk apa membuka kemungkinan bagi kekecewaan yang lain? Hati yang benar-benar patah tak perlu berulang-ulang, bukan? Namun kali ini rasanya berbeda. Hanya saja, aku bahkan tak lagi percaya cinta dan kisah romansa itu nyata.”

Suprise, nggak nyangka Sefryana bikin novel bertema kuliner lagi setelah novel Sweet Nothing’s. Saya benar-benar exited sampai ikutan POnya dan langsung baca sampai tamat pas bukunya sampai di rumah. Aftertaste ini mengisahkan tentang dua orang chef yang saling jatuh cinta. Mereka sama-sama memiliki masa lalu percintaan yang kelam sehingga sama-sama enggan membiarkan hati berbicara. Namun terkadang hati dan keinginan tak selalu sejalan. Mereka pun tak akan sanggup untuk saling melepaskan.

“Kamu, satu di antara seribu. Tiba-tiba membuatku tergugu.” – Halaman 48 Continue reading

Review Novel Some Kind of Wonderful by Winna Efendi

Tags

, , , ,

novel-some-kind-of-wonderful-by-winna-efendiSometimes, memory becomes a curse instead of a blessing.” – Halaman 173

‘Liam Kendrick dan Rory Handitama memahami arti kehilangan. Liam pergi ke Sydney dengan dalih menggapai impian sebagai koki, walau alasan sebenarnya untuk menghindari cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan. Di lain pihak, Rory sedang berusaha menata kehidupannya setelah sesuatu insiden membuatnya kehilangan orang-orang yang disayanginya dan melepaskan impiannya sendiri sebagai pemusik. Keduanya paham arti berduka, meski belum mengerti caranya. Kesedihan dan kesepian mendekati Liam dan Rory, sampai akhirnya ada rasa lain yang menyusup. Saat perasaan sudah tak terelakkan, Liam dan Rory terjebak keraguan dan rasa lama masih terlalu kuat untuk dilupakan. Dapatkah dua orang yang pernah mencintai orang lain dengan segenap hati menyisakan ruang bagi satu sama lain?’

Continue reading

Review Novel A Moment to Love You by Robin Wijaya

Tags

, , , , , , ,

Novel A Moment to Love You by Robin Wijaya“Untuk membebaskan luka masa lalu. Kita butuh seseorang untuk memaknai cinta dengan cara yang baru.”

Jika kau percaya cinta itu nyata, pastikan kau siap mencecap pahit-manisnya. Dan, jangan berharap semua akan mudah-mudah saja. Ketika cinta teruji, percayalah… akan selalu ada tangan yang menggenggammu, dan kaki yang selalu membersamai langkahmu. Kisah yang akan kau temui di sini, memang bukan tentang cinta yang selalu sempurna. Melainkan, cerita tentang seberapa pun dalam luka yang tergoreskan, pada akhirnya semua akan baik-baik saja. Namun, terkadang, kita tak benar-benar tahu akhir yang tepat untuk luka-luka itu. Apakah leih baik bertahan atau perlahan melepaskan.

Memabukkan!!! Satu kata itu cukup bagi saya untuk menggambarkan keseluruhan isi novel ini. Tadinya saya tidak berekspektasi terlalu tinggi pada novel ini karena saya tahu kalau mas Robin itu memang bisa membuai siapa saja lewat kalimat indahnya, tapi jika menyangkut novel tentang kisah cinta, saya lebih suka dia menulis novel dengan genre selain cinta seperti Versus. Pada novel STPC: ROMA yang ia tulis beberapa tahun yang lalu saja, kisah cintanya terasa kurang greget menurut saya meski isi kalimatnya sangat membuai. Tapi kali ini, mas Robin mematahkan pendapat saya selama ini karena novel A Moment to Love You ini selain sempurna, nagih, bikin terpesona, juga bisa memabukkan (jujur nggak lebay). Continue reading